3 fondasi Project based learning

Apa perbedaan antara project based learning dengan metode lainya seperti problem based learning? terdapat 3 hal fundamental yang membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan metode lainya

Nurul Bahirah

12/12/20223 min read

Real (world) Problem
Real People
Real Product

3 Fondasi Pembelajaran berbasis Proyek

Hal mendasar yang membedakan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dengan metode pembelajaran lainya
Hal mendasar yang membedakan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dengan metode pembelajaran lainya

Project-based learning dimulai dari diangkatnya permasalahan nyata yang ada di sekeliling murid-murid. Permasalahan ini harus relevant dengan kondisi murid, menarik, dan memancing mereka untuk bertindak. Akan lebih baik apabila pertanyaan pemicunya berbentuk terbuka.

“Apa yang bisa kita lakukan untuk mendorong toleransi dan menghormati perbedaan agama di sekolah kita?”

“Apa yang bisa akita lakukan untuk mencegah anak-anak sma dari terjebak pinjaman online berbunga (riba)?”

“Apa yang bisa kita lakukan untuk menarik turis milenial ke daerah kita?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat menarik murid-murid untuk berpikir dan menjawab tantangan yang diberikan. Bukan hanya itu, pertanyaan diatas juga tetap relevan terhadap banyak materi pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh murid-murid. Sebagai contoh untuk pertanyaan pertama, pelajaran seperti PPKN, Agama, Sosiologi akan sangat relevan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dari sudut pandang sosiologi materi seperti in-group dan out-group bisa dibahas dan dipelajari lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan pertama.

Lebih lanjut lagi untuk konteks SMK pertanyaan pemicu yang lebih spesifikjuga sangat mungkin untuk diberikan.

"Bagaimana cara kita memenfaatkan motor bodong dan rusak?" -> untuk jurusan otomotif

"Bagaimana cara kita untuk membuat wisata Situ Bagendid dikenal oleh turis milenial?" -> untuk jurusan DKV.

Hal yang utama dari elemen ini adalah bahwa permasalahan yang diangkat harus nyata dan relevan bagi murid serta tetap berkaitan dengan materi ajar yang akan guru berikan.

Spirit dari project-based learning adalah “meeting new people, going to new places”. Elemen bertemu dengan orang-orang baru, ke tempat-tempat baru adalah jiwa dari pembelajaran berbasis proyek.Hal ini yang menjadikan salah satu pembeda antara pendekatan project-based learning dengan gaya mengajar konvensional yang mana seringkali guru menjadi satu-satunya ekspert dan sumber pengetahuan. Sedangkan, di pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja sama dengan ekspert dan professional di topiknya untuk membantu siswa mengembangkan proyeknya.

Di video edutopia diatas dicontohkan bahwa salah satu hal yang membedakan tentang proyek biasa dan project-based learning adalah keterlibatan professional dan ekspert. Jika di proyek biasa, murid membuat simulasi landing di mars dari teori yang telah dijelaskan dikelas. Sedangkan, di project-based learning, mereka akan membuat produk didampingi oleh insinyur dari NASA untuk menyelesaikan masalah terkait landing di MARS. Sebagai contoh lainya dalam project-based learning yang bertemakan pencegahan kejahatan senjata tajam di Inggris adalah keterlibatan pihak keluarga korban. Korban datang ke sekolah untuk menceritakan dari sudut pandang mereka. Berdasarkan pertemuan dengan korban itu, murid-murid mengembangkan karya seni untuk meningkatkan kesadaran tentang bahayadari kejahatan senjata tajam kepada seluruh siswa di sekolah. (Baca lebih lanjut ceritanya : https://www.nurulbahirah.com/project-based-learning-di-sekolah-alternatif-untuk-usaha-pencegahan-kekerasan )

Produk dari project-based learning juga harus berbentuk produk nyata. Produk nyata disini berarti adalah produk yang dapat dilihat lansung atau digunakan langsung. Kemungkinan jenis produk dari projek based learning sangat banyak, bisa beragam dari mulai produk SMK berbentuk router untuk menyelesaikan masalah WIFI di pedesaan atau juga karya seni berupa puisi atau komik yang bisa diterbitkan dan dibaca oleh audience nya langsung.

Produk nyata ini menjadi penting karena pada tahapan akhir fase project-based learning, yaitu pameran produk atau proyek. Product yang dibuat sebaiknya bermanfaat bagi audience yang datang ke pameran. Sebagai contoh, Apabila masalah yang diangkat adalah masalah individu seperti client maka produk ini dipresentasikan kepada client. Namun, apabila target dari project-based learning adalah peningkatan kesadaran siswa di level sekolah maka audience yang datang adalah siswa-siswa di sekolah yang terkait. Yang mana seperti yang dijelaskan diatas bahwa jenis product akhir yang dibuat bisa sangat beragam seperti penampilan teater, tulisan puisi komik, kampanye media sosial, surat rekomendasi kebijakan, ataupun product berbentuk seperti motor elektrik dan masih banyak lagi. Garis besarnya adalah produk yang dikembangkan tersebut dapat berdampak bagi audience yang datang ke pameran akhir.

Jadi, bisa dikatakan bahwa apabila project-based learning memiliki produk akhir seperti mengisi LKS yang dinilai oleh guru atau laporan akhir kerja kelompok yang juga hanya dinilai oleh guru, bisa dibilang bahwa itu bukanlah real product. Karena real product sangat berkaitan dengan real audience dan real problem.

real product - produk nyata hal yang membedakan PjBL dari PBL
real product - produk nyata hal yang membedakan PjBL dari PBL