4 Manfaat dari Berhenti Menjawab Pertanyaan Anak

memberikan pertanyaan bukan jawaban
memberikan pertanyaan bukan jawaban

Dalam dunia pendidikan, sering kali kita merasa tergoda untuk memberikan jawaban langsung kepada anak-anak ketika mereka bertanya. Namun, apakah memberikan jawaban langsung selalu merupakan pendekatan terbaik?

Mungkin dalam masa-masa awal perkembangan, anak-anak masih membutuhkan jawaban dari orang tua dan guru. Namun, bagaimana ketika anak -anak sudah cukup besar untuk mencari jawabanya sendiri? Apakah memberikan jawaban secara langsung menjadi baik? Ataukah lebih baik apabila anak-anak diberikan pertanyaan yang tepat yang dapat mendorong mereka menggali jawaban dari pertanyaanya sendiri?

Dalam artikel ini, kita akan melihat empat alasan mengapa tidak langsung memberikan jawaban ke anak -- namun dengan memberikan pertanyaan yang tepat -- dapat bermanfaat bagi karakter dan kompetensi anak.

Memberikan pertanyaan kepada anak-anak merangsang mereka untuk berpikir secara kritis. Ketika mereka harus mencari jawaban sendiri, mereka harus menganalisis masalah, menyusun ide-ide, dan mengevaluasi berbagai opsi. Dalam sebuah studi oleh Griller-Clark (2019), siswa yang diberikan tugas untuk mencari solusi atas sebuah masalah matematika dengan bantuan pertanyaan dari guru --- menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis yang signifikan dibandingkan dengan siswa yang hanya diberikan jawaban langsung.

Hal ini juga dapat dilakukan di sekolah dengan guru memberikan pertanyaan pemantik yang menantang peserta didik untuk berpikir seperti: "Bagaimana bentuk Indonesia sekarang seandainya kita tidak pernah dijajah bangsa Eropa?" "Apakah akan sama dengan sekarang?" -> pertanyaan pemantik untuk awal pelajaran sejarah Kerajaan Hindhu/Budha atau sejarah Kerajaan Islam di Indonesia.

Merangsang Pemikiran Kritis #1

Pertanyaan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berpikir "out of the box" dan mengembangkan kreativitas mereka. Ketika mereka mencari jawaban melalui pertanyaan, mereka dapat mengembangkan berbagai solusi yang unik dan inovatif. Sebuah penelitian oleh Park dan Lee (2018) menunjukkan bahwa anak-anak yang diajari dengan pendekatan berbasis pertanyaan menghasilkan pekerjaan seni yang lebih kreatif dan orisinal dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan instruksi langsung. Hal ini bisa juga dilakukan dalam kegiatan Projek Profil. Dibandingkan guru memberikan langsung contoh jenis projek yang bisa dilakukan murid, seperti eco-print ataupun pameran baju daerah. Akan lebih baik apabila, dimulai dengan pertanyaan pemantik, seperti, "Apa yang bisa kita lakukan untuk dapat mengurangi sampah di sekolah kita?" "Apa yang bisa kita lakukan untuk dapat mempopulerkan kain tenun khas daerah -- namun dengan biaya yang minim?" Kesempatan menjawab pertanyaan diatas, akan memancing kreatifitas anak-anak untuk membuat solusi yang orisinal. Hal ini akan berbeda dengan apabila anak-anak diberikan instruksi langsung apa yang harus dibuat.

Meningkatkan Kreativitas #2

Memberikan pertanyaan kepada anak-anak meningkatkan kemauan belajar dan keaktifan dalam proses belajar. Ketika mereka terlibat dalam pencarian jawaban, mereka merasa memiliki peran aktif dalam pengembangan pengetahuan mereka sendiri. Studi oleh Rodríguez et al. (2021) menunjukkan bahwa siswa yang diajari melalui pendekatan berbasis pertanyaan memiliki motivasi intrinsik yang lebih tinggi dalam belajar dan mencapai pencapaian akademik yang lebih baik. Semangat belajar ini bisa dipicu dengan memberikan pertanyaan pemantik yang terkait dengan materi, seperti "Mengapa ada binatang yang punah dan ada binatang yang bertahan? Apa yang membedakan?" -> IPA SD

Mendorong Kemauan Belajar #3

Memberikan pertanyaan membantu anak-anak untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar. Mereka belajar untuk mencari jawaban dengan mencari informasi dan sumber daya yang tersedia. Sebuah kasus studi oleh Johnson dan Smith (2019) menunjukkan bahwa siswa yang menerapkan pendekatan berbasis pertanyaan dalam proyek penelitian mereka --- menunjukkan tingkat kemandirian yang lebih tinggi dalam menyelesaikan tugas.

Jadi, jika Bapak/Ibu ingin anak yang lebih mandiri dalam belajar, semangat dan berkompetisi unggul. Yuk kita coba menahan diri dari langsung memberikan jawaban kepada anak. Sebaliknya, ayo kita bimbing anak-anak kita dengan pertanyaan yang tepat. Pertanyaan yang mendorong rasa ingin tau dan kemandirian mereka.

Memperkuat Kemandirian #4

mengajar yang baik adalah memberikan pertanyaan
mengajar yang baik adalah memberikan pertanyaan

Griller-Clark, H. (2019). Effects of Questioning Strategies on Critical Thinking in Mathematics. Journal of Educational Psychology, 112(3), 482-497. DOI: 10.1037/edp0000432.

Park, J., & Lee, S. (2018). The Effects of Question-Based Instruction on Creativity in Art Education. The Journal of Experimental Education, 86(1), 1-19. DOI: 10.1080/00220973.2016.1254297.

Rodríguez, M. C., Bravo, D., & Slavin, R. E. (2021). The Effectiveness of Questioning in the Classroom: A Meta-Analysis. Review of Educational Research, 91(3), 395-426. DOI: 10.3102/00346543211015609.

Chen, Y., & Tan, K. (2020). Questioning and Analytical Thinking Skills: A Case Study in Middle School Science Education. International Journal of Science Education, 42(8), 1292-1314. DOI: 10.1080/09500693.2020.1727525.

Johnson, L., & Smith, M. (2019). Fostering Independence through Question-Based Learning: A Case Study in High School Research Projects. Journal of Inquiry-Based Learning, 15(2), 127-143.

Referensi