3 Alasan kenapa guru harus berhenti mengajar ‘solo’ & memperbanyak mengajar dalam tim

Kolaborasi antarguru bisa menjadi kunci untuk mempercepat perubahan di sekolah dan perkembangan professional guru-guru.

Nurul Bahirah

6/7/20233 min read

kolaborasi antar guru
kolaborasi antar guru

Sekolah merupakan fondasi utama dari kemajuan suatu bangsa. Tetapi, apakah sekolah kita sekarang – kelas kita sekarang, sudah sesuai dengan kemajuan zaman? atau sebaliknya – sekolah kita tidak terlihat banyak berubah walaupun kemajuan zaman sudah begitu pesat?

Pada kenyataanya, di banyak sekolah, bentuknya masih mirip sekolah-sekolah di jaman 1900-an. Masih banyak, guru menjelaskan di depan dan murid mendengarkan dengan pasif. Layout sekolah masih sama, kursi dan meja berderet. Meskipun, jenis pekerjaan sudah jauh lebih berkembang dibanding tahun 1900-an, namun gaya mengajar belum banyak perubahan. Memang sudah terdapat beberapa perubahan seperti menggunakan powerpoint, google classroom dan quizzes. Tapi apakah itu cukup? Lalu, apa yang menyebabkan sekolah lebih lama untuk berubah dan bagaimana kita bisa mendorong perubahan sekolah yang lebih cepat?

Penyebab sekolah lebih lama untuk berubah

Salah satu kemungkinan penyebab sulitnya sekolah untuk berubah adalah sedikitnya umpan balik ‘real-time’ yang didapatkan guru-guru. Dari jaman 1900-an, guru mengajar sendiri di balik pintu yang tertutup. Sangat sedikit kesempatan yang guru dapatkan untuk melihat praktik baik guru-guru lainya. Padahal perbaikan terus menuruslah yang menghasilkan perubahan. Seperti yang Bill Gates sampaikan bahwa guru adalah profesi yang paling sedikit mendapatkan umpan balik. Seperti yang juga Eleina Aguilar sampaikan bahwa seperti profesi dokter, guru adalah profesi yang dimana pembelajaran paling baik didapatkan langsung dengan mengobservasi praktik-praktik yang baik yang dilakukan oleh guru professional lain. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat perubahan & perbaikan di sekolah adalah dengan membuka kelas-kelas & mendorong kolaborasi antarguru. Seperti layaknya seorang doktor residen belajar dari dokter-dokter lain. Guru juga bisa belajar dari melihat guru lain dan bekerja sama dengan guru lain.

1. Kolaborasi membuka kesempatan untuk melihat langsung praktik- praktik baik guru lain

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dengan berkolaborasi, membuka kesempatan untuk guru dapat melihat secara langsung praktik baik yang dilakukan oleh kawan sejawatnya. Praktik baik yang dilihat ini yang pada akhirnya kemungkinan dicoba oleh guru lainya. Ketika guru-guru lain melihat dampak positif dari metode yang digunakan, sangat besar kemungkinanya bahwa metode itu akan ditiru di kelas mereka. Pendapat ini sejalan dengan studi kasus di sebuah sekolah di Amerika. Dimana perubahan mengakar di level sekolah dimulai dengan kolaborasi antarguru. Hal ini dimulai dengan seorang guru yang mengajak guru lainya untuk mengobservasi dirinya dalam menggunakan discussion-based learningsecara langsung. Setelah melihat dampaknya di kelas, guru tersebut menjadi ingin mencoba menerapkanya di kelasnya. Hal ini yang lalu menjamur di sekolah dan pada akhirnya discussion based learning menjadi mengakar & digunakan oleh guru-guru di sekolah tersebut.

2. Kolaborasi membantu guru untuk memahami ruang perbaikan mereka

Dengan berkolaborasi, guru mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan masukan terhadap praktik mengajarnya. Terkadang jika hanya sendiri, akan lebih sulit untuk melihat hal yang perlu diperbaiki. Dengan adanya guru lain yang memberikan umpan balik, akan dapat membantu guru untuk memahami ruang untuk tumbuh. Sehingga guru dapat tumbuh dengan lebih professional.

Manfaat lainya dari kolaborasi antarguru adalah mendorong pembelajaran yang multidisiplin. Pada kenyataanya, untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata, butuh lebih dari satu disiplin ilmu. Sebagai contoh, untuk mendalami permasalahan pencemaran air sungai, hanya dengan pendekatan ilmu kimia ataupun biologi rasanya tidak lengkap. Namun, ilmu sosial seperti psikologi & sosiologi, akan bermanfaat untuk memahami permasalahan dengan lebih holistik. Pada kenyataanya di sekolah di Indonesia, disiplin ilmu masih terkotak-kotak karena guru mengajar sesuai dengan mata pelajaranya masing-masing. Dengan mendorong kolaborasi guru, akan juga mendorong kolaborasi yang multidisiplin. Hal ini karena guru-guru dengan latar belakang pembelajaran yang berbeda bisa bekerja dalam tim untuk membahas suatu permasalahan dengan topik tertentu. Hal ini memberikan siswa kesempatan untuk memahami masalah secara lebih mendalam dan holistik.

3. Kolaborasi mendorong pembelajaran yang multidisiplin

Tentunya tidak dipungkiri, meskipun perubahan dari mengajar sendiri ‘solo’ ke kolaborasi, mungkin menimbulkan perasaan tidak nyaman dan mungkin membutuhkan waktu persiapan yang lebih lama. Namun, manfaat yang dapat dirasakan sangatlah besar. Dengan ini, guru dan sekolah akan dapat lebih cepat dan tangkas untuk berubah dan terus berkembang. Siswa juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan ilmu yang lebih komperhensif dan kontekstual.

Jadi, Bapak/Ibu guru, kepala sekolah, yuk coba mulai hari ini, buka kelas-kelas kalian dan ajak guru lain untuk mengajar bersama. Mungkin dari kolaborasi tersebut akan muncul pembelajaran yang tidak pernah kita duga sebelumnya!