Kelebihan dan kekurangan Project-based learning

Project-based learning memang tidak mudah untuk dilakukan. Meskipun begitu 3 kelebihan pendekatan ini mungkin perlu dipertimbangkan oleh guru-guru yang tertarik menerapkannya di sekolah masing-masing

Nurul Bahirah

12/12/20223 min read

3 Kelebihan dan kekurangan project based learning

Project-based learning (PBL) adalah sebuah strategi mengajar yang memfokuskan pada pembuatan produk atau proyek. PBL memiliki banyak kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh guru dan orang tua sebelum mengadopsi pendekatan ini untuk pendidikan anak.

Pada pendekatan PBL, proses belajar-mengajar dimulai dengan diangkatnya masalah yang relevan dan ada disekitar anak-anak. Dengan menggunakan pertanyaan pemicu yang mampu menarik rasa ingin tau anak-anak, keinginan anak untuk mempelajari masalah tersebut akan lebih besar. Sebagai contoh, “Bagaimana kita bisa membantu mencegah tawuran antar sekolah di lingkungan kita?” Permasalahan yang diangkat haruslah menarik, relevan, dan menantang bagi anak-anak. Namun, dengan tetap terkait dengan pelajaran yang diberikan di sekolah, seperti untuk kasus diatas dapat berkaitan dengan sosiologi, PPKN, dan agama islam. Hal inilah yang mendasari kesuksesan dari project-based learning untuk memotivasi anak belajar bahkan bagi anak-anak yang telah dilabel ‘malas’.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa salah satu elemen utama dari project-based learning adalah diangkatnya masalah nyata (real-world problem). Dengan berpusat pada penyelesaian masalah, anak-anak akan terlatih untuk memiliki kemampuan problem solving yang baik. Yang mana kemampuan ini sangat penting untuk lapangan kerja modern. Selanjutnya, dalam project-based learning salah satu elemen yang juga fundamental adalah produk akhir. Anak-anak akan berkerja dalam kelompok untuk menghasilkan produk yang relevan untuk menjawab permasalahan yang diberikan. Dalam proses pembuatan produk ini, kreatifitas anak terus dilatih. Hal inilah yang akan berpotensi menjadikan anak-anak sosok yang kreatif dan kritis. Selain itu, karena anak-anak bekerja dalam kelompok. Sangat mungkin bagi mereka untuk berhadapan dengan konflik. PBL memberikan anak-anak kesempatan untuk belajar menyelesaikan konflik. Hal ini akan sangat penting bagi anak-anak bukan hanya untuk dunia kerja namun sebagai individu, aga dapat hidup dengan lebih bahagia.

Salah satu spirit dari project-based learning adalah “meeting new people, going to places”. Dalam pembelajaran berbasis proyek, sangat disarankan bagi para guru untuk melibatkan profesi terkait yang dapat membantu anak-anak memahami permasalahan atau membuat solusi yang lebih baik. Sebagai contoh, jika topik permasalahan yang diangkat adalah tentang pola hidup sehat. Maka, mengajak ahli gizi untuk bertemu dengan murid-murid akan menjadi penting. Bukan hanya karena ahli gizi dapat memberikan materi dengan lebih baik dibanding guru, namun juga memberikan anak-anak kesempatan mengenal berbagai jenis profesi dan membangun jaringan-jaringan sosialnya, yang sangat penting bagi masa depanya.

Ketiga, PBL memberi anak-anak kesempatan untuk bekerja langsung dengan professional dan ekspert dibidangnya.
Kedua, PBL meningkatkan keterampilan cogntive dan sosial anak.
Kelebihan Pertama, PBL meningkatkan motivasi anak
project based learning meningkatkan motivasi belajar anak
project based learning meningkatkan motivasi belajar anak
pembelajaran berbasis proyek meningkatkan kemampuan kognitif dan sosial anak
pembelajaran berbasis proyek meningkatkan kemampuan kognitif dan sosial anak
PBL memberikan kesempatan anak bertemu dengan banyak profesi
PBL memberikan kesempatan anak bertemu dengan banyak profesi
3 tantangan Project-based learning

Kekurangan Pertama, PBL membutuhkan banyak waktu. Guru harus menyelesaikan banyak persiapan sebelum memulai proyek. Ini membutuhkan waktu untuk menentukan tujuan belajar, masalah yang akan diangkat dan sumber daya (tempat ataupun orang-orang) yang akan diajak bekerja sama.

Kedua, PBL membutuhkan Guru untuk berjejaring. Seperti diungkapkan diatas bahwa idealnya dalam project-based learning, anak-anak diberikan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru dan pergi ke tempat-tempat baru. Namun, hal ini membutuhkan guru yang memiliki banyak jejaring dan mitra. Sedangkan tidak semua guru mungkin memilikinya

Ketiga, PBL mungkin tidak sesuai dengan keinginan semua anak. Terdapat beberapa hal yang dapat membuat anak tidak termotivasi melakukan project-based learning. Salah satunya adalah anak-anak kita terbiasa untuk pasif dan mendengarkan di kelas. Hal ini bagi beberapa anak sudah mendarah daging, sehingga berpindah ke metode baru yang mana anak diajak untuk lebih aktif dan bergerak, sangat mungkin membuat anak tidak ingin mengikuti metode ini.

Secara keseluruhan, walaupun project-based learning memang tidak mudah dilakukan terutama dengan keterbatasan sumber daya, waktu serta kebiasaan anak, kelebihan-kelebihan dari pendekatan ini sangatlah besar dan bisa sangat berperan bagi pembentukan ketrampilan yang penting bagi masa depan anak seperti kreatifitas, komunikasi, dan pemecahan masalah. Hal ini menjadikan usaha untuk melakukan project-based learning sangat kayak untuk dicoba demi masa depan anak-anak yang lebih baik.