Contoh Pembelajaran Terdifferensiasi yang Mudah dan Tidak Ribet!

contoh pembelajaran terdifferensiasi dalam kurikulum merdeka
contoh pembelajaran terdifferensiasi dalam kurikulum merdeka

Belakangan ini, ada anggapan di kalangan pendidik, bahwa pembelajaran terdifferensiasi itu membebani guru karena menjadi harus menyiapkan banyak RPP dan membagi pelajaran berdasarkan visual, kinestetik, dan auditori. Namun, sebenarnya, pembelajaran terdifferensiasi itu lebih kepada cara berpikir tentang bagaimana kita bisa membantu setiap individu di kelas untuk berkembang sesuai dengan kebutuhan & kekuatan mereka. Lalu, guru memutuskan instruksi atau teknik yang pas untuk memasukannya ke dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh pembelajaran terdifferensiasi yang mudah dan tetap mempertimbangkan keunikan setiap murid:

#1 Differensiasi tugas yang diberikan

Sebagai guru kita pasti tau ada murid yang memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda. Salah satu cara differensiasi yang paling mudah kita bisa lakukan adalah menyiapkan soal dengen beberapa level kesulitan yang berbeda. Sehingga, bagi anak-anak yang cepat dalam mengerjakan bisa diberikan soal dengan level lebih sulit seperti soal cerita untuk pelajaran matematika dan untuk anak-anak yang membutuhkan bantuan bisa diberikan soal yang dasar. Dengan begini, kita bisa mendorong anak-anak yang sudah cakap sambil memberikan waktu dan ruang bagi anak-anak yang membutuhkan bantuan personal. Untuk membuat soal berbeda level, kita bisa menggunakan AI seperti ChatGPT dan memintanya untuk membuatkan soal dengan level berbeda.

#2 Differensiasi Produk Akhirnya (Asesmen)

Produk akhir pelajaran juga bisa didiferensiasi. Selain asesmen melalui tes, guru juga bisa memberikan ruang bagi kekuatan dan ketertarikan murid untuk ikut disini. Sebagai contoh, apabila ada murid yang hobi menggambar, maka berikan pilihan asesmen dalam bentuk mind map bergambar atau poster informatif. Begitu juga apabila terdapat murid yang lebih suka menjelaskan dalam bentuk berbicara, berikan kesempatan murid untuk menyampaikan apa yang ia pelajari dalam berbagai bentuk seperti presentasi, podcast, ataupun video interaktif. Melalui differensiasi produk, elemen ketertarikan dan kekuatan bisa masuk kedalamnya. Coba, pikirkan apa yang menjadi kekuatan dari setiap murid Bapak/Ibu? Apa yang bisa kita lakukan untuk dapat membuat kekuatan pribadi mereka bersinar dalam proses asesmen di kelas?

#3 Differensiasi Proses Belajarnya

Proses pembelajaran terdifferensiasi bisa juga dilakukan dengan membuat metode belajar yang lebih beragam. Sebagai contoh, dibandingkan dengan gaya tradisional: ceramah satu arah, murid dapat belajar melalui proses yang berbeda seperti belajar dalam kelompok kecil, projek individu dan projek kelompok. Melalui proses yang berbeda dapat memberikan kesempatan bagi beberapa murid untuk tumbuh. Hal ini karena – mungkin bagi beberapa murid– proses diskusi dalam kelompok lebih memancing stimulasi intelektual dibanding ceramah satu arah atau membaca buku.

Pembelajaran Terdifferensiasi = Memahami Keunikan Setiap Siswa

Hal yang paling utama dalam pembelajaran terdifferensiasi bukanlah banyak RPP atau material belajar yang berbeda-beda. Namun, adalah kedalaman pemahaman tentang kebutuhan dan kekuatan tiap murid secara individu. Sehingga guru dapat meramu proses belajar dengan mempertimbangkan keunikan-keunikan tersebut. Dengan ini, setiap murid akan tumbuh berkembang dengan kekuataanya masing-masing dan akhirnya mereka mendapatkan kemerdekaan dalam belajar!