4 Contoh Asesmen Formatif yang Seru dan Kreatif!

Salah satu keraguan yang terkadang dimiliki guru adalah apakah murid-murid memang benar sudah memahami apa yang diajarkan atau jangan-jangan materi tersebut hanya lalu.

Lalu, apa yang bisa guru lakukan untuk menentukan apakah kelas siap masuk ke bagian selanjutnya atau mungkin penguatan materi lagi memang dibutuhkan?

Dalam hal inilah, formatif asesmen bisa bermanfaat. Formatif asesmen biasanya singkat, tidak perlu dinilai, dan tujuanya adalah untuk mengevaluasi apa yang telah murid pelajari di tengah-tengah proses pembelajaran.

Salah satu metode asesmen formatif yang paling sering digunakan adalah quiz ataupun ulangan harian. Namun, ternyata ada banyak metode asesmen non-tes yang bukan hanya menarik tapi juga bisa mengembangkan kreatifitas siswa! Yuk, kita lihat contohnya.

Membuat Catatan Visual #1

Ajak murid untuk menggambarkan konsep yang baru mereka pelajari. Sebagai contoh, dalam pelajaran bahasa inggris, murid bisa memilih 10 kosa kata baru yang mereka pelajari dan membuat ikon yang mewakili kata tersebut. Contoh lainya, dalam pelajaran IPA, ajak murid untuk membuat gambar yang mewakili konsep yang sedang pelajari, seperti konsep rantai makanan, fotosintesis, ataupun planet di tata surya.

Asesmen formatif berupa catatan visual bukan hanya membantu guru untuk mengetahui kedalaman pemahaman siswa. Namun, juga membantu siswa untuk mengingat konsep tersebut lebih lama. Studi tahun 2018 menunjukan bahwa murid yang mencatat melalui gambar dua kali lipat lebih mungkin mengingat informasi dibanding dengan murid yang hanya mencatat dengan tulisan. Menurut Youki Terada, hal ini dikarenakan dalam proses mencatat melalui gambar, otak melakukan proses yang lebih kompleks. “Saat kita menggambar, kita mengkodekan ingatan dengan cara yang sangat kaya, menyatukan ingatan visual dari gambar, ingatan kinestetik dari tangan yang menggambar, memori semantik saat kita memaknai konsep tersebut."

contoh sketchnotingcontoh sketchnoting

Menulis Surat #2

Dalam selembar kertas, ajak murid untuk menjelaskan konsep yang baru mereka pelajari dalam bentuk surat yang ditujukan kepada teman atau anggota keluarga, yang belum mengetahui konsep tersebut. Melalui proses ini, murid akan lebih paham, bagian mana yang telah ia pahami dan belum. Proses ini juga dilakukan oleh oleh Woo-Kyoung Ahn, seorang profesor psikologi di Universitas Yale, untuk membantu mahasiswanya.

3 2 1 Action!

Berdasarkan pelajaran sejarah yang sedang dipelajari, ajak siswa untuk memilih seorang tokoh sejarah dan membuat simulasi situasi sejarah yang terjadi. Melalui proses ini, siswa bukan hanya harus mengingat ulang proses sejarahnya namun juga harus memahami karakter sejarah tersebut. Pertunjukan 5 menit singkat ini bisa direkam dan dikirim ke guru atau juga dipertunjukan dikelas di depan teman-temanya.

Menyanyi Bersama #4

Meminta siswa untuk menyanyi atau membuat rap tentang materi yang dipelajari – bisa menjadi variasi yang menyenangkan—dan bisa membuat tertawa. Pertama, ajak siswa untuk mengidentifikasi konsep utama dari pelajaran dan mencatat hal-hal terkait. Sebagai contoh, untuk pelajaran perkalian, murid dapat membuat lagu atau rap tentang perkalian.

Mengembangkan Asesmen Kreatif Anda Sendiri

Sekarang, giliran Anda untuk berkreasi! Pertimbangkan mata pelajaran dan tujuan pembelajaran Anda. Apakah ada cara untuk mengintegrasikan elemen 'fun' dan 'kreatif' dalam proses asesmen? Apakah ada proyek yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang berbeda?

Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru! Diskusikan ide-ide Anda dengan rekan guru atau cari inspirasi dari sumber-sumber pendidikan. Ingatlah, asesmen kreatif tidak hanya menguntungkan siswa, tetapi juga memperkaya pengalaman mengajar Anda.

Jadi, apakah Anda siap untuk memasukkan sentuhan 'fun' dan kreatif kedalam proses asesmen Anda? Saya yakin bahwa dengan sedikit imajinasi dan keberanian, Anda dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan menginspirasi. Selamat mencoba!