3 Contoh Ide Proyek Profil Penguatan Pelajar Pancasila

3 Contoh Ide Proyek P5

Menerapkan proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang berkualitas tinggi tidak harus selalu kompleks dan dalam skala besar. Terutama bagi sekolah yang masih baru dalam penerapanya. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas 3 contoh ide penguatan profil pelajar Pancasila yang berkualitas tinggi namun masih mungkin dilaksanakan dengan sumber daya yang ada di sekolah.

Proyek 1: Membuat karya seni untuk mengangkat permasalahan sosial yang banyak belum diketahui banyak orang

Proyek penguatan profil pelajar Pancasila ini bisa diterapkan baik di kota besar ataupun di daerah. Sumber daya yang digunakan untuk proyek inipun bisa relatif lebih rendah dibanding proyek lainya, namun tetap sangat mungkin untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas tinggi. Berbeda dengan proyek lainya yang sudah memiliki permasalahan terlebih dahulu. Pusat dari proyek ini adalah menggerakan siswa untuk mencari permasalahan sosial yang belum banyak diketahui oleh siswa lain dan masyarakat umum. Lalu, berangkat dari eksplorasi tersebut, produk-produk seperti film, puisi, pementasan teater, lukisan, yang terkait dengan masalah yang diangkat, bisa dipamerkan di sekolah dan juga khalayak umum sebagai bagian dari public awareness. Setelah dari proyek ini diharapkan murid akan menjadi lebih 'peka' terhadap kondisi dan permasalahan disekitar mereka yang belum terangkat dan juga menjadi agent of change (agen pembawa perubahan).

Permasalahan (Authentic Problem): Masih banyaknya permasalahan sosial yang ada di sekitar namun banyak dari permasalahan ini (ketidakadilan sosial ini) belum terangkat ke publik. Baik karena tidak ada media yang meliput ataupun karena isunya tidak dianggap 'hangat' untuk dijual ke publik. Padahal, merupakan masalah yang penting.
Driving Question : "Apa yang bisa kita lakukan untuk mengangkat permasalahan sosial  yang belum banyak dibahas menjadi lebih dikenal ke publik?"
Produk yang berguna (Authentic Product): Berbagai jenis karya seni bisa menjadi media untuk mengangkat permasalahan sosial yang dipilih seperti film dokumenter, pementasan teater untuk publik, pameran lukisan. Produk lainya yang bisa digunakan seperti kampanye sosial, debat terbuka, ataupun surat terbuka kepada pemerintah daerah atau DPRD.

Bertemu dengan orang yang berkaitan (Authentic People): Bertemu dengan orang-orang yang terkait dengan permasalahan yang ada. Apabila produk akhirnya berupa film maka bertemu dengan orang yang memiliki pengalaman mengedit film atau kunjungan ke stasiun TV bisa bermanfaat. Kunjungan lainya yang bisa dilakukan adalah bertemu dengan anggota DPRD lokal, di kantor cabang untuk melakukan wawancara tentang hal apa yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan yang diangkat.

permasalahan sosial toik untuk proyek profil pelajar pancasila
permasalahan sosial toik untuk proyek profil pelajar pancasila
pembuatan film untuk P5
pembuatan film untuk P5

Proyek 2: Menanam tumbuhan produktif untuk memberi makan Dhuafa

Proyek penguatan profil pelajarar Pancasila ini, mungkin akan sangat relevan dengan kondisi permasalahan yang ada di banyak kota besar, seperti Jakarta. Jika permasalahan ini juga muncul dikotamu dan menjadi masalah yang relevan bagi siswa, maka sangat mungkin juga diterapkan di kota-kota lainya. Selain itu, apabila di sekolah-mu sudah ada media untuk berkebun, seperti hidroponik maka akan dapat digunakan di proyek ini.

Permasalahan (Authentic Problem): Banyaknya kaum Dhuafa di sekitar sekolah yang tidur di jalan dan banyak dari mereka yang masih meminta bantuan untuk sekedar makan.
Driving Question : "Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu memberi makan kaum Dhuafa di sekitar sekolah tanpa harus banyak memakan uang kita sendiri?"
Produk yang berguna (Authentic Product): Menanam sayuran produktif di daerah sekolah seperti (sawi, daun bawang, Bayam, Kangkung, singkong) untuk dimasak dan memberikan makan kaum dhuafa.

Bertemu dengan orang yang berkaitan (Authentic People): Belajar tentang dasar-dasar berkebun dari narasumber yang memiliki pengalaman berkebun. Belajar cara menghasilkan makanan enak dan mudah dari orang tua murid yang punya bisnis rumah makan. Bertemu dengan kaum dhuafa di sekitar sekolah untuk memberikan makanan secara rutin.

Berikut contoh rancangan pelaksanaan pembelajaran yang bisa menjadi acuan bagi sekolah yang tertarik ingin mencobanya.

berkebun untuk usaha penyelesaian masalah makan kaum dhuafa
berkebun untuk usaha penyelesaian masalah makan kaum dhuafa
pembelajaran berbasis proyek untuk memberi makan kaum dhuafa
pembelajaran berbasis proyek untuk memberi makan kaum dhuafa

Proyek 3: Mengajar anak usia dini di komunitas sekitar sekolah

Proyek ini sangat mungkin dilakukan oleh siswa SD, SMP, ataupun SMA. Permasalahan yang diangkatpun bisa disesuaikan dengan permasalahan yang ada di sekitar komunitas. Sebagai contoh, di Jakarta, sangat menantang bagi anak usia dini untuk menyebrang jalan karena banyaknya kendaraan yang melaju dengan cepat. Namun, apabila tidak diajarkan, justru bisa menjadi bahaya apabila mereka sedang tidak dalam pengawasan orang tua. Melihat masalah ini, anak-anak SD di satu sekolah di Jakarta, mengadakan proyek yang bertujuan untuk membantu anak-anak usia dini untuk dapat menyebrang lebih aman. Dari situ, siswa SD tersebut menyusun materi untuk mengajarkan cara menyebrang dan datang langsung ke PAUD di dekat sekolah untuk mengajarkan cara menyebrang. Beberapa dari mereka membuat poster dan gambar tentang cara menyebrang jalan, yang akhirnya ditempelkan di PAUD tersebut. 

Masalah yang diangkat bisa disesuaikan dan bergantung pada permasalahan yang diangkat ada di lingkungan. Apabila oleh siswa diidentifikasi masalah utamanya adalah tentang pemilihan channel youtube yang tidak aman untuk anak usia dini. Maka, kampanye ke PAUD, untuk memperkenalkan channel yang baik bisa menjadi proyek. Apabila dalam suatu komunitas, diidentifikasi (oleh siswa) bahwa masalah yang penting untuk diajarkan kepada anak usia dini adalah tentang mengelola sampah, maka tema yang diajarkan bisa tentang praktik mendaur ulang sampah. 

Permasalahan (Authentic Problem): Banyaknya anak-anak usia dini (dibawah 5 tahun) yang belum dapat memilih channel yang baik untuk anak-anak. Sehingga sering kali, walaupun di youtube kids masih terekspos kepada tayangan yang kasar.

Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang diangkat: Kepedulian sosial dan kepekaan terhadap permasalahan sosial di sekitar.
Driving Question : "Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah anak usia dini mengkonsumsi tayangan yang kasar dan berbahaya bagi akhlak mereka ke depanya?"
Produk yang berguna (Authentic Product): Bisa berbagai jenis produk yang dikembangkan, bergantung dengan keputusan kelompok. Beberapa contohnya bisa berbentuk (1) sosialisasi ke PAUD sekitar sekolah, (2) membuat channel anak-anak yang mendidik, (3) membuat tips dan kampanye sosial kepada orang tua tentang cara efektif melindungi anak dari tayangan kekerasan, (4) membuat surat resmi kepada KEMENKOMINFO untuk meminta menghentikan penayangan beberapa channel anak yang diidentifikasi berbahaya.

Bertemu dengan orang yang berkaitan (Authentic People): Salah satu orang yang bisa ditemui untuk mendalami permasalahan ini adalah anak-anak langsung. Bisa bertemu dengan anak-anak di sekitar rumah atau membuat janji dengan PAUD di sekitar sekolah untuk melakukan diskusi dengan mereka. Bisa juga bertemu dengan orang tua-orang tua yang memilki anak kecil dan melakukan wawancara mengenai permasalahan yang sering dialami.

pembelajaran berbasis proyek untuk PAUD
pembelajaran berbasis proyek untuk PAUD
proyek kampanye sosial di PAUD
proyek kampanye sosial di PAUD
presentasi kepada anak usia dini PJBL
presentasi kepada anak usia dini PJBL
pengolahan sampah sebagai bagian dari proyek profil pelajar pancasila
pengolahan sampah sebagai bagian dari proyek profil pelajar pancasila

Subscribe to our newsletter